Home » , , » Upacara Puputan di Indramayu

Upacara Puputan di Indramayu

Written By Novita Anggraeni on Thursday, March 3, 2011 | 10:17 AM

Upacara puputan adalah sebuah upacara yang digelar oleh masyarakat Indramayu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan tatkala bayi mereka baru saja terlepas tali pusarnya (usus plasenta) dari sendi usus perut yang biasa dikenal oleh masyarakat Indramayu sebagai coplok/puput puser yang biasanya 5 atau tujuh hari sesudah bayi lahir di dunia. Untuk waktu pelaksanaan upacaranya sendiri biasanya pada malam hari, tepatnya pukul 24.00 WIB, yang bertempat di rumah orang tua dari bayi yang baru saja dilahirkan tersebut. Disamping sebagai ungkapan rasa syukur, momentum puput puser ini juga biasanya digunakan untuk memberi nama sang bayi yang baru lahir tersebut.

Untuk teknis pelaksanaan dari upacara puputan ini sendiri adalah pada pagi atau siang hari orang tua dengan dibantu kerabatnya akan mengedarkan undangan lewat lisan kepada tetangga sekitar rumah bahwa yang bersangkutan akan mengadakan upacara puputan pada malam hari dan mengharapkan kedatangan para undangan untuk bisa hadir dalam upacara tersebut. Barulah kemudian, pada malam harinya (biasanya selepas Isya), setelah para undangan telah berkumpul maka upacara puputan pun dibuka yang diawali dengan bermacam-macam pertunjukkan tradisional sederhana seperti mendengarkan juru tembang melantunkan macapat yang berisi tentang legenda-legenda jaman dahulu seperti babad Cirebon, babad Dermayon, Babad Tanah Jawi, dan sebagainya, yang dibaca langsung oleh sang juru tembang dari sebuah manuskrip kuno yang disebut dengan buku lontar.

Barulah setelah waktu menunjukkan jam 12 malam acara inti dari upacara puputan pun dilaksanakan yang dibuka dengan pemberian nama oleh orang tua sang bayi dengan iringan tembang pupuh yang dilagukan oleh juru tembang beserta rombongannya. Pada saat itu, bayi yang semula ditidurkan di kamar bersama ibunya, tepat tengah malam di bawa keluar kamar oleh orang tuanya ke hadapan pimpinan juru tembang dan disaksikan oleh para tamu undangan yang juga berkumpul bersama juru tembang. Pada saat itulah orang tua bayi memberi nama pada bayi tersebut. Selanjutnya bayi dikidung secara khusus agar bayi tersebut dijauhkan dari berbagai macam penyakit dan semoga Allah memberkahinya.

Selesai dikidung, sang bayi pun kembali dibawa untuk ditidurkan bersama ibunya di kamar yang dengan itu menandai berakhirnya upacara puputan. Sementara itu, para tamu undangan, bagi yang besok paginya punya kesibukan biasanya akan pulang ke rumah masing-masing, dan bagi yang tak punya kesibukan pada pagi harinya biasanya akan tetap tinggal di situ untuk melekan sampai pagi hari.
Share this article :

0 comments:

 
Support : Budaya Nusantara | Kotak Bumbu | Kunci Finansial
Copyright © 2013. Portal Cirebon - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger