Selain Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terkenal dengan ornament khas dan adzan pitu-nya itu, di Cirebon pun sebenarnya memiliki masjid tua lainnya yang tak kalah eksotis dibanding Masjid Sang Cipta Rasa. Masdjid itu adalah Masjid Panjunan atau biasa dikenal juga dengan sebutan Masjid Merah. Kata Panjunan sendiri merujuk pada nama kampung sekaligus nama lain dari sang pendiri yang dikenal dengan Pangeran Panjunan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang berasal dari Baghdad. Menurut risalah kuno Babad Tjerbon, nama asli Pangeran Panjunan sendiri sebenarnya adalah Maulana Abdul Rahman, tapi karena berdiam di desa Panjunan yakni sebuah kampung yang juga menjadi sentra pembuat kerajinan keramik tradisional (Jun berarti Keramik) maka seperti lazimnya pada zaman itu sang tokoh tersebut akan dikenal dengan merujuk nama tempat tinggalnya.
Gerbang masjid Panjunan |
Masjid yang termasuk ke dalam lima masjid tertua di Nusantara ini dibangun pada tahun 1453 M. jauh sebelum masjid Sang Cipta Rasa di bangun (1549 M) bahkan lebih tua dari masjid Demak (1477) dan Masjid Menara Kudus (1530). Bentuk Masjid sendiri berukuran sangat mungil tapi begitu eksotis bergaya arsitektur kuno perpaduan antara seni tradisional Tiongkok dan arsitektur khas Hindu - Majapahit yang pada masa itu masih sangat berpengaruh. Jadi sebagai kota yang memang secara histories geografis merupakan kota persimpangan antara dua tempat yakni Jawa dan Sunda membuat Cirebon begitu kaya warna sekaligus khas. Dan masjid Panjunan sendiri merupakan bukti nyata dari perpaduan antar beberapa kebudayaan itu yang kemudian saling menyatukan diri untuk kemudian menumbuhkan gaya dan budayanya sendiri yang begitu khas dan eksotis. Gaya seni tradisional Tiongkok pada masjid ini bisa dilihat dari bertebarannya piring-piring keramik Cina asli sebagai penghias ornament di hampir seluruh badan dan pagar masjid. Sedangkan untuk gaya arsitektur Majapahit bisa ditelusuri dari gaya dan pola bangun arsitektur yang hampir seluruhnya menggunakan bata merah menonjol dengan pagar dan gapura berunduk sebagai jalan masuk menuju areal masjid. Dan karena gerbang yang berwarna merah mencolok inilah masjid ini mendapat julukan lainnya yakni Masjid Merah.
Menurut legenda yang berkembang di Masyarakat dan juga merujuk pada buku-buku kuno pada zaman itu, piring-piring porselen yang menghiasi hampir seluruh body masjid ini didatangkan langsung dari China tempat di mana kerajinan ini berasal sebagai hadiah dari Kaisar China untuk Sunan Gunung Jati karena beliau bersedia menikahi putri sang kaisar yang bernama Tang Hong Tien Nio. Portal Cirebon sendiri tidak mengetahui persisnya apakah pengiriman itu memang dikirim hanya satu kali tapi dalam jumlah yang sangat besar atau memang terjadi pengiriman keramik secara berkala ke Cirebon oleh sang Kaisar karena pada kenyataan bukan hanya pada masjid Panjunan saja (secara histories masjid panjunan punya kedejatan dengan kalangan keraton karena memang Pangeran Panjunan sendiri merupakan salah satu murid dari Sunan Gunung Jati) tapi hampir di seluruh bangunan-bangunan bersejarah yang bertebaran di Cirebon pada umumnya menggunakan media keramik China ini sebagai ornamennya.
Selain Anda bisa berziarah sekaligus menikmati keindahan masjid ini, Anda pun berkesempatan menelusuri sentra pembuatan keramik tradisional yang masih terus dilestarikan oleh keturunan dari Pangeran Panjunan sendiri. Dan jika beruntung, pada saat-saat tertentu Anda pun akan di suguhi tradisi dan minuman khas Arab yakni tradisi minum gahwa yang juga masih terus dipertahankan oleh para keturunan dari Pangeran Panjunan ini.
.
.
Gambar diambil dari Berita Cirebon
0 comments:
Post a Comment