Di Cirebon, terutama di kalangan pesantren ada kebiasaan membaca tawassul pada malam-malam tertentu dengan bersama-sama melantunkan semacam pupuh dalam bahasa Jawa Cirebon yang syairnya berisi petuah-petuah, terutama tentang agama Islam. Salah dua syair yang sering dulantunkan para santri di salah satu pesantren di desa Panguragan Cirebon kala bertawasul adalah syair yang berjudul Dawuh Syekhuna dan Syukuran. Penulis sendiri belum tahu siapa pengarang syair ini, tapi yang jelas kedua syair ini memiliki makna petuah yang begitu dalam.
Untuk itulah saya akan menshare kedua syair itu di sini berikut mencoba untuk menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Tapi jika ternyata ada yang kurang pas dengan terjemahannya saya minta maaf, dan mempersilahkan para pembaca Portal Cirebon untuk mengkoreksinya.
Inilah kedua syair tersebut bersama hasil terjemahan dari saya. Semoga bermanfaat.
Dawuh Syekhuna
Aduh gusti kula nyuwun pangapunten
Sakatahe dosa kula ingkang wonten
Gede cilik dosa ati dosa ning badan
Mugi kersa ngampura gusti pangeran
Buka ati tutupna cacat kula
Nuhun di pecat ati kula ingkang ala
Bade sinten sing ngampura sadaya dosa
Anging gusti panjenengan kang kuasa
Dosa samar panjenengan langkung priksa
Muga-muga ngampura sedaya dosa
Terjemahannya kurang lebih:
Ya Allah saya mohon ampun
Atas banyaknya dosa yang saya punya
Besar kecil dosa hati (batin) dan dosa di badan (lahir)
Semoga Allah sudi mengampuni
Buka hatiku dan tutupkanlah segala kekuranganku
Mohon di singkirkan hatiku yang keliru/salah
Mau siapa lagi yang mengampuni segala dosa
Kalau bukan Allah dzat yang maha kuasa
Dosa samar pun tak akan luput dari Engkau (ya Allah)
Maka dari itu semoga Engkau (ya Allah) mengampuni segala dosa (ku)
Syukuran
Alhamdulillah kula muji kesyukuran
Gusti Allah kang nebihaken kemusyrikan
Ayu santri ingkang paham titenana
Maring nadzom aja bosen apalana
Yen dikaji bisa weruh ning kanga gung
Yen wis weruh due ilmu kanga gung
Jaman dingin rapat wali ning Cirebon Girang
Dipun imbul desa Bulak Jatibarang
Ngerundingaken maju mindure syahadat
Gelem nerima apa beli kabeh rakyat
Santri ngandel ning pituture Syekhuna
Ilmu amal iman Islam yang sempurna
Masjid Mekkah kang nonggoni para wali
Dipun imbal tanah Jawa kebon melati
Warahna santrine Syarif Hidayat
Dadi wali sebab ngaji ning syahadat
Sira weruh ning enggone guru syahadat
Ning umbulane gusti Syarif Hidayat
Aja dumeh sira wis weruh syahadat
Sira weruh syahadat mungguh ning adat
Ayo wedi water maras ning atine
Mugi angsal akhir umur pangapurane
Ayo tangi bengi sholat Tahajjud
Den paringi penjaluke wong kang sujud
Jaluke apa ning dunya den sediani
Sugi pinter bener saking Illahi
Gusti Allah ngampura dosa ora angel ora apa
Tapi deleng ibadah sira kaya apa
Awak sira awan bengi kacanana
Ingkang awas tindak lampah titenana
Terjemahannya kurang lebih:
Alhamdulillah aku memuji syukur
Kepada Allah yang menjauhkanku dari kemusyrikan
Ayo para santri yang paham pelajarilah
Dengan nadzom jangan bosan hapalkanlah
Bila terus dikaji akan tahu tentang sesuatu yang agung
Dan bila sudah tahu maka akan punya ilmu yang begitu agung
Jaman dahulu rapat para wali di Cirebon Girang
pesertanya berdatangan dari Desa Bulak Jatibarang
Merundingkan tentang maju mundurnya syahadat (agama Islam)
Mau terima apa tidak semua rakyat
Para santri percaya dengan perkataan para syekhuna
Ilmu amal iman Islam yang sempurna
Masjid Mekkah yang mendiami para wali
Dengan imbalan tanah Jawa yang indah bak taman melati
Beriitahulah semua santinya Syarif Hidayatulloh
(Beliau) jadi Wali sebab paham (memahami) pada syahadat (Islam)
Kamu sekalian tahu tempatnya para guru syahadat (agama Islam)
Yakni ditempatnya Gusti Syarif Hidayat
Jangan karena kamu (merasa) sudah tahu (arti) syahadat
Karenanya kamu merasa tahu syahadat di atas segala adat
Mari (semua) takutlah pada pada (perubahan) hatimu
Semoga (dengan begitu) datang akhir umur penuh pengampunan
Mari bangun malam (dan) sholat tahajud
Dia (Allah) akan mengabulkan setiap permintaan ahli sujud
Minta apa pun di dunia pasti di sediakan
Kaya, Pintar dan bener di jalan Allah
Allah dalam mengampuni dosa tidaklah susah
Tapi lihat ibadahmu seperti apa
(Perilaku) Badanmu siang malam pantaulah
yang awas dengan tingkah lakumu lalu pahamilah
Dua Syair Tawassul
Written By Novita Anggraeni on Sunday, April 11, 2010 | 3:19 AM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
2 comments:
semua syair yang jumlahnya ribuan yang selalu dilantunkan jama'ah asysyahadatain dalam tawasulan, kliwonan, jablud (rajab & mulud) dsb adalah hasil ciptaan guru mursyid kamil syekhunal mukarronm sayyidul muarofah qutbul aqtob (abah umar sendiri).
hati hati kalo menafsirkan nadzhom atau syair itu ada asbabun nuzul nya harus paham ..syair nya satu satu sebab syair satu dengan yg lainnya tidak berkaitan..awas hat hati
Post a Comment