Home » , » Puasa Nyaman untuk Diabetesi

Puasa Nyaman untuk Diabetesi

Written By Novita Anggraeni on Saturday, July 13, 2013 | 11:41 AM

Bulan puasa kerap mendatangkan dilema untuk mereka yang memiliki diabetes. Di satu sisi, mereka ingin menjalankan ibadah puasa bersama umat muslim lainnya. Namun di sisi lain, mereka juga takut, puasa justru akan membuat penyakitnya makin memburuk. Seperti yang dialami Felly, seorang ibu berusia 45 tahun ini.

“Saya inginnya bisa puasa seperti biasa, tapi selalu cemas,” katanya. Sebenarnya, Felly telah berkonsultasi dengan dokternya soal menjalankan ibadah puasa. Namun tetap saja, rasa waswas seakan terus mengikutinya. Harap maklum jika Felly khawatir. Pada bulan puasa, jumlah pasien diabetes yang mengalami komplikasi memang meningkat cukup tajam.

Diabetes adalah penyakit yang terjadi akibat kerusakan pankreas, yakni kelenjar yang memproduksi insulin. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia). Gejala yang sering timbul adalah sering kencing malam (poliuria), dan sering makan (polifagia) tetapi berat badan tidak bertambah malah seringkali semakin kurus dan sering merasa haus (polidipsa). 

Para dokter sepakat, pada dasarnya penderita diabetes diperbolehkan berpuasa. Hanya sebagian kecil saja yang disarankan untuk tidak menjalankannya. Salah satu tandanya, diabetesi yang boleh berpuasa adalah mereka yang gula darahnya terkendali dengan baik. Kalau dilihat dari kacamata medis, nilai Alc baik atau di atas tujuh persen.

Dokter mengimbau para penderita diabetes dapat mengelola diabetes mereka secara mandiri selama menjalankan ibadah puasa. Namun selama ini memang tidak ada panduan tepatnya. Hal inilah yang sering mengakibatkan risiko komplikasi meningkat. Komplikasi tersebut di antaranya hipoglikemia (terlalu rendah), hiperglikemia (terlalu tinggi), dehidrasi, ketoasidosis, dan trombosis

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) dr. Em Yunir, SpPD, KEMD menyebut, penyandang DM (diabetes melitus) tipe 1 berisiko 4,7 kali komplikasi hipoglikemia saat berpuasa. Dari 3 kejadian per 100 penyandang per bulan menjadi 14 kejadian. Sementara DM tipe 2 berisiko 7,5 kali dengan prevalensi 0,4 kejadian per 100 penyandang per bulan menjadi 14 kejadian. Sedangkan hiperglikemia, penyandang DM 2 menjadi 5 kali lebih banyak. “Satu sampai lima per 100 penyandang per bulan,” ujar dr. Em Yunir dalam seminar diabetes beberapa waktu lalu. 

Wajib Patuh 
Melihat data di atas memang agak mengerikan ya. Namun sebenarnya, mereka yang memiliki diabetes bisa-bisa saja berpuasa dengan aman dan nyaman. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Clinical and Experimental Hypertension pada 2008 menunjukkan, penyandang diabetes yang terkelola dengan baik bisa berpuasa dengan aman. Namun tentu saja, harus ada pedoman-pedoman yang wajib dijalankan. Dan yang terpenting, ada kesadaran secara mandiri untuk melakukan manajemen diabetes mereka sendiri. 

“Harus patuh misalnya melakukan pemeriksaan gula darah beberapa kali dalam sehari. Khususnya pada DM tipe 1 dan tipe 2 yang mendapat insulin,” ujar dr. Em Yunir.

Selain itu, diabetesi juga harus paham akan berbagai risiko yang mungkin terjadi. Mereka juga wajib mengetahui cara-cara untuk mengatasinya. Misalnya di tengah-tengah waktu puasa mendadak mengalami gejala kadar gula rendah seperti berkeringat dan gemetar. Segeralah berbuka dengan minuman bergula dan makanan kaya karbohidrat.

Para diabetesi juga wajib hukumnya untuk lebih menjaga asupan yang masuk saat sahur dan berbuka. Jenis makanan dan takarannya juga dipatuhi dan dijalani. Saat sahur, diabetesi diimbau banyak mengonsumsi makanan manis untuk cadangan energi. Tapi sekali lagi, jangan berlebihan. Makan manis juga dianjurkan diperoleh dari bahan alami seperti buah. Begitu juga saat berbuka. Mulailah dengan makanan bergizi seperti sari buah dan koktail buah. Jangan buru-buru makan tapi usahakan makan secara bertahap.

Puasa Aman dan Nyaman
Pergilah ke dokter sebelum dan selama berpuasa, karena mungkin dokter akan mengubah atau mengganti obat yang Anda konsumsi. Jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan waktu berpuasa.

Tambah porsi makanan yang lambat dicerna seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah setelah berbuka. Usahakan makan sahur sedekat mungkin dengan waktu imsak/subuh. Hal ini akan membuat gula darah lebih terjaga selama masa berpuasa.

Pantaulah kadar gula darah Anda secara ketat, misalnya tiga jam setelah berbuka atau sebelum makan sahur dan di siang hari. Hasil pengukuran dapat menunjukkan bagaimana tubuh beradaptasi dengan rutinitas baru. 

Minumlah banyak air tawar di malam hari. Kurangi konsumsi teh dan kopi karena cenderung merangsang keluarnya air seni sehingga memicu dehidrasi di siang hari. Bila Anda mengalami gejala kadar gula rendah (hipoglikemi) seperti berkeringat, gelisah, gemetar, lemah atau bingung, sebaiknya segera berbuka dengan minuman bergula yang diikuti makanan kaya karbohidrat.

Setelah Ramadan, kunjungi dokter untuk memastikan kadar gula darah Anda terkelola dengan baik dan apakah obat-obatan yang diberikan perlu disesuaikan kembali. 

Sumber: Majalah Detik Edisi 15 - 21 juli 2013
Share this article :

3 comments:

Tips Sehat Dan Cantik said...

oke mantep banget nih gan ilmunya... terimakasih gan atas informasinya semoga bermanfaat untuk kita semua terutama bagi yang menderita penyakit diabetes pastinya sangat bermanfaat...
semangat gan hehe

Tempat Wisata di Bogor said...

terimakasih atas informasinya, sangat membantu, salam sukses

thanida said...

hello sir,thanks for sharing this with us. i also found some helpful blog like yours.
เว็บย่อลิ้ง
เว็บย่อลิ้งค์
ย่อลิ้ง
ย่อurl
ย่อเว็บ

 
Support : Budaya Nusantara | Kotak Bumbu | Kunci Finansial
Copyright © 2013. Portal Cirebon - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger